Keranjang Belanja

Oops, keranjang belanja Anda kosong!

Beranda » Sejarah » Kauman Surakarta 1910-1930
click image to preview activate zoom

Kauman Surakarta 1910-1930

Rp 65.000
Kode978-623-96490-5-0
Stok Tersedia
Kategori Sejarah

Penulis   : Himawan Prasetyo
Tebal      : 98 hlm
Ukuran  : 15,5 x 23 cm
Tahun    : 2024

Tentukan pilihan yang tersedia!
Bagikan ke

Kauman Surakarta 1910-1930

Kauman adalah nama sebuah kampung di kota Surakarta yang memiliki ciri-ciri khusus. Ciri-ciri khusus ini tampak dalam kehidupan masyarakatnya, pergeseran dan perubahan sosial yang terjadi di dalamnya. Komunitas atau masyarakat Kauman merupakan masyarakat yang anggotanya mempunyai pertalian darah. Bentuk masyarakat seperti itu mempunyai ikatan yang erat dan tertutup sehingga setiap warga harus menegakkan ikatan bersama baik dalam upacara-upacara perkawinan maupun dalam upacara keagamaan. Penguasa Jawa menjadikan Islam sebagai agama negara dengan membangun sebuah masjid di sebelah barat alun-alun yang terletak di depan keraton, seperti yang kita lihat di kota Surakarta. Kampung Kauman mempunyai reputasi historis sebagai pemukiman Islam sejak masa-masa kebangkitan awal Keraton Surakarta, yaitu sebagai komunitas pejabat keagamaan Islam kerajaan. Mereka yang berdomisili adalah para abdi dalem yang bertugas mengawasi dan melaksanakan hukum-hukum dan praktik-praktik peribadatan Islam kerajaan.

Kauman menjadi tempat lahir batik cap. Pertama kali dipraktikkan oleh Ngabei Resodipo Djiwangono. Walaupun pada mulanya banyak karya yang dirahasiakan tapi ternyata rahasia itu segera terbongkar karena banyak bekas buruh yang membuka usaha batik dengan menggunakan teknik tersebut. Penemuan baru ini segera dapat ditiru dan disebarkan ke seantero kota diantaranya pada bagian timur kota seperti di Sorogenen dan Warungpelem. Kauman juga merupakan pusat pergerakan kaum muda Islam Surakarta selain Laweyan dan Keprabon. Dengan munculnya Sarekat Islam tahun 1912 di Laweyan banyak kaum muda Islam yang menyalurkan aspirasinya dalam organisasi masa ini terutama pemuda Islam di Kauman. Mereka banyak ikut dalam berbagai organisasi seperti SI, SATV, Muhammadiyah serta Insulinde. SATV(Sidik Amanah Tableg Vatonah) merupakan perkumpulan tablig Islam reformis yang dibentuk Darmodiprono alias Haji Misbach. Sejalan dengan perkembangannya, kampung Kauman Surakarta merupakan pusat pergerakan revolusioner pada saat itu terbukti dengan adanya gerakan/organisasi yang berpaham komunis seperti Gerakan Moe’alimin.

Tags: ,

Kauman Surakarta 1910-1930

Berat 100 gram
Kondisi Baru
Dilihat 52 kali
Diskusi Belum ada komentar

Belum ada komentar, buka diskusi dengan komentar Anda.

Silahkan tulis komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan kami publikasikan. Kolom bertanda bintang (*) wajib diisi.

*

*

Produk Rekomendasi

Produk yang sangat tepat, pilihan bagus..!

Berhasil ditambahkan ke keranjang belanja
Lanjut Belanja
Periksa
Chat via Whatsapp

Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan customer support kami

Redaksi
● online
Redaksi
● online
Halo, perkenalkan saya Redaksi
baru saja
Ada yang bisa saya bantu?
baru saja